“SELAMAT DATANG”
SEKARANG KAMI PINDAH KE
WWW.SM-DREAM.COM

Continue Reading ►

Friday, April 26, 2013

Kesusastraan Abad Pertengahan



Kesusastraan Abad Pertengahan


Sejarah:

Selama 400 tahun:  jaman Kamakura dan Muromachi


Minamoto no Yoritomo—Kamakura Bakufu—menjadi Seitai Shogun (Jendral Tertinggi)

Perang Sekigahara  (antara Klan Toyotami Hideyoshi) dan Tokugawa Ieyasu—yang menang klan Tokugawa Ieyasu.


Kesusastraan:

--Jaman Shinkakuha (Perpaduan antara yang lama dan yang baru)
1. Adanya kekuatan golongan bangsawan melemah, kesusastraan Bangsawan  mulai menghilang perlahan-lahan

 
2. Kebudayaan dan pikiran golongan Samurai, juga mempengaruhi kesusastraan.
3. Aliran dalam Agama Budha, yaitu Jodoshu, Nichirenshu, Zenshu berjaya pada masa itu, juga mempengaruhi kesusastraan. Pada masa itu, banyak rakyat biasa yang berminat menjadi pendeta, mereka menyepi ke gunung, lalu mulai membikin esei.

Dapat dikatakan Kesusastraan di jaman pertengahan adalah campuran dari tiga pengaruh seperti disebut diatas.

Kesusastraan pada akhir jaman pertengahan:

Jaman ini berlangsung selama 270 tahun, termasuk di dalamnya jaman Nanbokucho, Muromachi dan Azuchi Momoyama. Selama 70 tahun mulai dari jaman Nanbokucho terjadi kerusuhan. Rakyat melawan kalangan istana, kalangan bangsawan kehilangan kekuasaannya, dan gol. Samurai makin memperoleh kekuasaan da berhasil membentuk kebudayaan yang mutunya dapat disejajarkan dengan kebudayaan yang ada sebelumnya.

Kesusastraan berkembang Karena kerjasama antara seniman dan samurai, juga bangsawan dan rakyat. Seni dan kesusastraan rakyat yang sebelumnya kurang mendapat tempat terhormat, saat itu berkembang dengan pesatnya.

Pada akhir jaman ini, banyak pendeta Katholik aliran Jesuit datang ke Jepang. Sambil menyebarkan agama, mereka memperkenalkan juga budaya barat. Pendeta itu juga menerjemahkan karya kesusastraan yang kebanyakan ditulis dalam bahasa tulisan ke dalam bahasa lisan.

Pada jaman pertengahan, rakyat sangat menderita karena perang yang terus-menerus, kota terbakar, pusaka kebud.kuno musnah. Namun dibalik semua keadaan yang suram ini muncul kesusastraan baru seperti Kyogen (lelucon dalam drama Noo) dan Otogizooshi.

Jaman ini disebut jaman yang menjembatani jaman purba menuju jaman moderen.

Jenis sastra dan penulis utama dalam jaman pertengahan:

Kelompok Sastra                           Judul Buku                                       Nama Pengarang

Pantun waka                                 Shinkokinshu                                    Fujiwara Teika

Pantun Renga                               Tsukubashuu                                     Nijoo Yoshimoto

Kanshibun                                    Gozan Bungaku

Kayoo                                           Enkyoku
                                                      Wasan
                                                      Kouta

Monogatari                                  Matsura no Miya monogatari
                                                     Sumiyoshi Monogatari
                                                     Mumyoo Zooshi

Rekishi Monogatari                     Mizukagami
                                                     Masukagami

Shiron                                          Gukanshoo

Gunki Monogatari                      Heiji Monogatari
                                                   Heike Monogatari

Setsuwa                                     Ujishui Monogatari

Otogizooshi                               Bunshoo Zooshi

Zuihitsu                                      Hoojoki
                                                    Tsurezure Gusa

Nikki                                          Towazugatari

Kikoo                                         Tookan kikoo

Hoogo                                         Shinran
                                                    Nichiren
                                                    Doogen
Shinkokinshu

Kumpulan pantun waka, terdiri dari 20 jilid, dan terdiri dari 2000 buah pantun yang ditulis dengan huruf kana dan kanji. Penyair Shinkokinshuu ini terutama terdiri dari penyair kenamaan seperti Saigyoo, Fujiwara no Yoshitsune, Fujiwara no Ietaka, Fujiwara Teika, Kaisar Gotoba.
  1. Fujiwara Teika

      Haru no yo no                                  Satu pagi musim semi
Yume no ukihashi                            Ketika aku menengadah ke langit
Todae shite                                       Setelah terbangun dari mimpi hampa
Mine ni wakaruru                            Gumpalan awan memanjang
Yokogumo no sora                          Menjauhi gunung tenang melayang

  1. Fujiwara Ietaka

Ikusato ka                                        Angin musim semi
Tsuki no hikari mo                          Bertiup membawa keharuman
Niou ramu                                       Bunga ume di lereng gunung
Ume saku yama no                          Dan menyebar ke desa- desa
Mine no haru kaze                           Nan bermandikan cahaya bulan

  1. Minamoto no Sanetomo

Ooumi no                                        Ombak besar yang menerpa
Iso no todoro ni                               Batu karang di pinggir pantai
Yosuru nami                                    Remuk redam berkeping-keping
Warete kudakete                              Dan menjadi buih putih
Sakete chirukamo                            Lenyap menghilang entah ke mana


Pantun Renga menjadi popular

Mula-mula pantun renga terdiri dari dua bait, yaitu bait pertama (5.7.5) yang dibacakan oleh satu orang dan bait kedua (7.7) dibacakan oleh orang lain sebagai jawaban atas bait pertama.

Pada jaman Heian sebenarnya sudah ada renga pendek, tetapi renga panjang barulah dibuat setelah memasuki jaman Kamakura.

Renga yang mulanya berasal dari pantun waka yang dicoba membuatnya sambil bermain-main, malah akhirnya berkembang sampai mengalahkan kepopuleran pantun waka.

Pengarang Renga:
1.      Soogi
Orang yang membawa renga mencapai masa keemasannya. Soogi adalah seorang sastrawan pengembara, yang mengadakan perjalanan keliling untuk memuja dan menikmati keindahan lama dan untuk menyebarkan kesusastraan.
Contoh Renga berjudul Minase Sangin Hyakuin yang dibawakan Soogi:

Yuki nagara
Yamamoto kasumu
Yuube kana

Di puncak gunung, masih terlihat ada salju,
Tetapi di kaki gunung secara samara-samar sudah terlihat datangnya musim semi.

Naku mushi no
Kokoro tomo naku
Kusa karete

Tanpa menghiraukan jeritan serangga
Rumput pun mengering
Satu demi satu

Haikai no renga

Renga sebenarnya merupakan suatu permainan kata-kata berbentuk pantun yang berasal dari Waka. Tahap permulaan cara membuatnya masih bersifat bebas dan di dalamnya terdapat unsure kelucuan dan kecerdasan, tetapi lama-kelamaan berkembang menjadi salah satu jenis kesusastraan yang sunguh-sungguh, dan cara pembuatannya sudah membutuhkan beberapa peraturan atau syarat antara lain dalam bentuk dan pemilihan kosa kata., sehingga sifat kebebasannya menjadi hilang. Pada masa ini, para penggemar renga mulai mengadakan pertemuan untuk membacakan renga.

Tokoh yang dianggap sebagai pelopor haikai yaitu Arakida Moritake.

Monogatari

Karya pada masa ini Sumiyoshi Monogatari (Hikayat Sumiyoshi), Matsurano miya monogatari,dll.

Rekishi Monogatari

Mizukagami, ditulis untuk melengkapi cerita sejarah berjudul Ookagami dan Imakagami

Mizukagami: cerita sejak Jinmu Tenno sampai Nimyoo Tenno
Masukagami: kejadian sejak lahirnya Gotoba Tenno sampai kembalinya Godaigo Tenno.

Shiron (Argumentasi Sejarah)

Buku Gukanshoo(Berisikan argumentasi Sejarah). Gukanshoo adalah karya seorang penyair bernama Jien, mengisahkan bagia-bagian penting dalam sejarah mulai dari Jinmu Tenno sampai Juntaku Tenno.Dalam Gukanshoo kita diajak memperhatikan pergerakan jaman dan membandingkannya dengan keadaan jaman yang sedang berlangsung.

Gunki Monogatari (Cerita Peperangan)

Beberapa cerita yang termasuk dalam Gunki Monogatari a.l:
  1. Hoogen Monogatari (Hikayat Hogen), anonym
Menggambarkan pemberontakan Hoogen (1156)
Tokoh: Minamoto no Tametomo
  1. Heiji Monogatari, anonym
Menggambarkan pemberontakan Heiji (1159), permulaan sejarah politik samurai, menggambarkan keruntuhan kaum bangsawan dan bangunnya kekuatan kaum samurai.
Tokoh:Akugenda Yoshihira
  1. Heike Monogatari
Menceritakan tentang berdiri dan runtuhnya keluarga Heike
Tokoh: Taira no Kiyomori dan anaknya Shigemori. Disini digambarkan kesetiaan Shigemori terhadap ayahnya, dan juga pergerakan pendeta bangsawan dan samurai yang tidak senang kepada keluarga Heike. Cerita yang terdapat dalam Heike Monogatari menggambarkan romantika kehidupan kaum bangsawan, kepahlawanan kaum samurai dan juga kehidupan rakyat biasa, yang dihiasi berbagai aspek spt. Cinta, kekuasaan dan seni.


Otogizooshi (sejenis dongeng)

Dongeng jaman ini banyak mendapat pengaruh dari ceritera-ceritera perang, dll
  1. Chigo monogatari (menggambarkan tentang pendeta)
  2. Bunshozooshi, Issunbooshi, Hachikazuku (dari dongeng rakyat)


Zuihitsu dan Nikki

Essei dan catatan harian pada jaman Heian kebanyakan di tulis kaum wanita, tetapi pada jaman pertengahan ditulis oleh pertapa, yang umunya para pria.
Contoh:
Hoojoki (Kamo no Chomei), keturunan pendeta agama Shinto. Hoojoki essei yang ditulis sastrawan tua yang matang dalam agama Budha
Tsurezuregusa, essei yang muncul pada jaman Kamakura, ditulis oleh Yoshida Kenko, dengan didasari ajaran agama Budha dalam buku ini diterangkan bagaimana caranya menghadapi dan mengatasi kehidupan sehari-hari yang penuh liku-liku dan persoalan yang betul-betul dialami setiap orang.

Nikki
  1. Kenshumonin Chuunagon Nikki (Fujiwara Shunzen no Musume)
  2. Naishi Nikki (Benno Naishi)

Kikoo
Tookankikoo, Tsukushi no Michi no ki karya Soogi.

Hoogo

Esei tentang agama Budha yang ditulis dengan katakana. Pendeta jaman Kamakura yang berasal dari tiap aliran agama pada umumnya menulis esei yang mengandung ajaran agama Budha. Ini dimaksudkan untuk memberikan penerangan ajaran agama Budha secara sederhana kpd masy agar mudah dipahami.

No comments:

Post a Comment